Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2024

Kenang Genang

Kepada Semarang ramai, pintu-pintu yang tertutup Jalan-jalan sempit dihimpit temaram Gelap menunggu gelisah Binatang-binatang saling bergosip Gemintang berkedip-kedip Ada, yang tak cukup, kesana-kemari Meraup percaya bersama lembabnya udara sisa hujan sepanjang sore Genangan seperti cermin besar yang menjebak  Dia melompat dengan sisa-sisa ceria Cerita yang bosan itu mengular pada telinga-telinga  Yang tidak begitu ingin mendengar  Dia penuh ceria  Cerita diulang-ulang pada telinga-telinga  Penuh ceria Ah! Teriaknya keras Tetapi bahkan lumut-lumut itu enggan bereaksi Malam bergeming Tidak berbeda dengan detik sebelumnya. Sekaran, 21 November 2024

Aku Bukan Panji Sakti, tetapi Anggap Saja Ini Kepada Noor

Hari ini lumayan menarik. Seperti halnya aku, pandangmu berpendar, bukan? sepertinya aku mengigau terlalu panjang, menguap terlampau lebar. Hidup yang didalamnya sejuta sandiwara saling menyapa ini cukup menarik ketika engkau muncul dari ketiadaan dan kita saling mengenal. Ya, Kamu. Manusia luar biasa yang aku kenal dari percakapan dan jejak digital akademik yang mulia. Darimu tak kutemukan celah untuk tidak suka, ketidaksempurnaanmu adalah bukti bahwa engkau masih manusia. Aku tidak bisa mengarang lagu, bermain gitar atau seruling, dan menyanyikan pengantar tidur yang membawamu pada kantuk amat sangat. Aku terbatas.  Aku tidak tahu apakah suatu saat nanti engkau bakal menemukan tulisan tengah malam ini, tepat setelah kita bercakap amat panjang, sikapmu yang seperti kopi, nikmat dan pahit yang memikat. Aku kecanduan. Bagaimana jika selamanya adalah ketika kita saling bicara? Ah, sungguh kudamba.  Hei, sekalian, maka biarkan aku mengabsen tingkah laku menyebalkan yang kurasa me...