Kenang Genang

Kepada Semarang ramai, pintu-pintu yang tertutup
Jalan-jalan sempit dihimpit temaram
Gelap menunggu gelisah
Binatang-binatang saling bergosip
Gemintang berkedip-kedip

Ada, yang tak cukup, kesana-kemari
Meraup percaya bersama lembabnya udara sisa hujan sepanjang sore
Genangan seperti cermin besar yang menjebak 
Dia melompat dengan sisa-sisa ceria
Cerita yang bosan itu mengular pada telinga-telinga 
Yang tidak begitu ingin mendengar 
Dia penuh ceria 
Cerita diulang-ulang pada telinga-telinga 
Penuh ceria

Ah! Teriaknya keras
Tetapi bahkan lumut-lumut itu enggan bereaksi
Malam bergeming
Tidak berbeda dengan detik sebelumnya.



Sekaran, 21 November 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Bukan Panji Sakti, tetapi Anggap Saja Ini Kepada Noor

Untuk Apa?

Kepada Rah